-->

Monday, December 5, 2011

Gadis Penjual Korek Api

Di malam Natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota.
Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini."
"Aku tidak butuh korek api, di rumah ada banyak."

Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu. *Tetapi kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, ia akan dipukuli ayahnya.

Ketika akan menyeberangi jalan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!" Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan. Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak lakilaki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."

Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya.


Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah. Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan Natal yang lezat.


Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan Natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon Natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah.

Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi. Salju yang dingin terus turun.
Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju.
Perut terasa lapar, ia sudah tidak bisa bergerak.

Gadis yang kedinginan itu meniup-niup tangannya, namun sia-sia. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding. *Crrrs… Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas.
Pada saat api itu padam, tungku pemanaspun menghilang.

Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan. *Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang.

Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs! *Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon Natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon Natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak. *Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan, ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya." Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin lagi. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu. "Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melompat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu." Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek."
Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam.

"Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..." *Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang harl. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahanlahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."

Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu telah menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang.

Di malam itu orang-orang berwajah penuh senyum masuk ke gereja dan larut dalam sukacita Natal. Uang persembahan bergemerincing…, paduan suara menyanyikan "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang tertinggi…"

-Hans Christian Andersen (1805-1875), dan kisah fiktif yang tak Alkitabiah ini terus terulang setiap harinya di negara mana pun di muka bumi.


Tebak berapa sumber daya manusia dan dana yang berputar di sekitar panggung dan jemaat gereja, dibandingkan dengan yang berputar di sekitar palungan?


"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
Lukas 4:18-19





*I missed the old times, a long-long time ago in Betlehem, when Jesus was born without Christmas*

Read More..

Tuesday, November 8, 2011

Satu Sayap

Pernahkah kita berpikir, mengapa manusia tidak diciptakan seperti Superman? Jika manusia diciptakan dengan kapasitas sebagai manusia super nan sempurna, bukankah semuanya akan menjadi lebih baik? Mengapa Allah tidak melakukannya? Apakah Allah tidak mampu? Ataukah ada maksud Tuhan di balik ia menciptakan manusia dengan keberadaannya seperti sekarang ini?

Daripada mengajukan pertanyaan-pertanyaan konyol seperti itu, harusnya kita bersyukur dengan keberadaan kita sebagai manusia yang tidak sempurna dan yang di sana sini masih terdapat kekurangan. Seandainya Tuhan benar-benar menciptakan kita sebagai manusia super yang sempurna, keadaan dunia tidak akan lebih baik, sebaliknya dunia justru berada di ujung bencana. Anda mengerenyitkan kening dan tidak percaya?

Jika kita menjadi manusia super tanpa kelemahan, tentu saja sifat manusia yang egois akan semakin menjadi jadi. Tidak akan pernah merasa butuh orang lain, karena toh segala sesuatunya bisa dikerjakan seorang diri. Manusia akan menjadi sosok egosentris. Dan bisa jadi manusia akan mengabaikan Tuhan. Mengapa harus berharap kepada Tuhan kalau sudah menjadi manusia super yang bisa melakukannya segala sesuatunya seorang diri?

Syukurlah kita tidak diciptakan seperti Superman, sehingga tidak ada pilihan lain kecuali kita merasa saling membutuhkan satu sama lain. Kita menutup kelemahan orang lain dan mengijinkan kelebihan orang lain menutup kelemahan kita. Mengkikis sifat egois dan keangkuhan hidup, sebaliknya mempunyai sikap rendah hati. Syukurlah kita bukan Superman, dengan demikian kita selalu ingat kepada Tuhan waktu dalam kelemahan dan saat kita membutuhkan pertolonganNya.

Sebuah pepatah kuno mengatakan, manusia diciptakan seperti malaikat dengan satu sayap dan mereka bisa terbang jika mereka saling berpelukan. Kita membutuhkan sayap orang lain agar kita bisa terbang. Itu sebabnya manusia yang sombong dan yang merasa bisa melakukan segala sesuatunya seorang diri adalah manusia yang paling celaka, karena bagaimanapun juga ia hanya punya satu sayap dan tidak akan mungkin bisa terbang.


Manusia adalah malaikat dengan satu sayap, dan mereka bisa terbang jika saling berpelukan.

Read More..

Cinderella Man

Yahh... ini film ingin aku share juga..
Bagi penggemar drama Korea, mungkin di tahun 2009 sudah tau dengan film ini, ” Cinderella man ” ( 신데렐라맨 ) yang dibintangi oleh Kwon Sang woo ( O dae san dan Lee jun hee ), Yoona SNSD (seo he jin ) , Song Chang Ui ( Lee Jae Min ) dan Han Eun Jung (Jang Se Eun ) .
Dalam drama ini, Kwon Sang woo harus memerankan dua karakter yang berlainan, yaitu O dae san, pemuda ‘miskin’ yang hidup di tengah kerasnya dunia fashion di pasar Dong daemun, sedangkan Lee jun hee adalah anak seorang konglomerat perusahaan fashion “Shopia”.
Yang sebenarnya ke dua nya adalah saudara kembar yang karena ibu kandung mereka tidak di terima dalam keluarga kaya pemilik "Shopia", yang tak lain nenek dari mereka.

Dikarenakan hidup mereka terpisah sejak kecil, sehingga mereka berdua tidak saling mengenal, Dan tentu saja karakter mereka berdua berbeda dengan latar belakang yang mereka miliki, O dae san yang ‘urakan’ dan harus berjuang dengan hidupnya di Dong daimun dengan berjualan pakaian design bajakan, sangat bertolak dengan karakter lee jun hee, yang kaya raya pewaris perusahaan designer "Shopia".

Hingga waktu membawa mereka bertemu disebuah acara fasion show, mereka berdua kaget dengan wajah yang mirip. Sampai Jun hee yang memiliki masalah jantung memiliki ide menukar dirinya dengan O dae san, selama Jun hee berobat jantung, tapi permasalahan tambah parah dimana akhirnya lee jun hee harus meninggal dunia, dikarenakan penyakit jantungnya yang tidak dapat di selamatkan hanya dengan operasi saja.

Karena permintaan terakhir Jun Hee yang telah tau bahwa Dae San adalah saudara kembarnya maka Jun Hee meminta Dae san menggantikan dia berperan sebagai Jun Hee. Sampai sini dulu sinopsisnya silahkan mencarinya di mbah Google...

sarang hamida...

Read More..